Karakter Peserta Didik dalam Islam



Karakter Peserta Didik dalam Islam

Karakter Peserta Didik dalam IslamAdab Peserta Didik, Ilmu merupakan sesuatu yang mulia. Orang yang mempunyai bekal ilmu dapat tertunjukkan ke jalan yang benar untuk mengabdi kepada Allah SWT. Ilmu adalah salah satu dari sifatnya Allah. Oleh sebab itu, manusia diperintah untuk mempunyai sifat yang merupakan pancaran dari sifatnya Allah SWT. Hal ini sesuai dengan sabda Rasululloh :
Berakhlaklah kalian seperti akhlaknya Allah (Asmaul Husna)
Untuk mendapatkan ilmu, Karakter Peserta Didik dalam Islam harus ditumbuhkembangkan sehingga mempunyai adab yang baik (akhlakul karimah). Adab yang harus dilakukan selama menuntut ilmu adalah sebagai berikut :
1.             Menyucikan hati dari berbagai penyakit hati seperti gelapnya hati (karena jarang berdzikir), kotornya hati (karena sering berprasangka buruk), dendam, iri, dengki, tidak yakin dan berbudi pekerti yang jelek. Karakter Peserta Didik yang diharapkan adalah semacam ini yang menjadikan dirinya mudah menerima ilmu dari gurunya, menghafal, memahami makna yang terkandung dalam pelajaran secara sempurna serta mudah mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
2.         Niat yang sesuai dengan syariat agama islam dalam menuntut ilmu. Ada beberapa niat yang benar menurut syariat agama islam, seperti :
a.         Mencari ridlo Allah
b.        Mengamalkan ilmu yang didapatkan
c.         Menghidupkan syariat agama islam.
d.        Memperbaiki hati dan menghiasinya dengan amalan terpuji
e.         Mendekatkan diri pada Allah
Karakter Peserta Didik Perlu Dikembangkan dan dilestarikan, sehingga dirinya menjadi pribadi yang benar-benar ikhlas dalam mencari ilmu, mempunyai Karakter Pemuda Islami. Peserta didik yang seperti ini akan menguatkan jati diri peserta didik, sehingga menjadi insan yang tidak mempunyai sifat matrealistik dan mau dibutuhkan oleh siapapun, kapanpun dan dimanapun. Di samping itu, peserta didik tidak boleh mempunyai niat sebagai berikut :
a.         Mencari keenakan duniawi semata.
b.        Mencari kedudukan dan pangkat
c.         Mengalahkan semua orang atau sebagian.
d.        Dipuji manusia
3.          Bersemangat untuk mendapatkan ilmu, baik di masa mudanya maupun di setiap waktunya. Peserta didik tidak boleh menunda-nunda waktunya untuk mendapatkan ilmu, belajar dan berkelakuan baik, karena dirinya harus mempunyai kesadaran bahwa ketika waktu sudah terlanjur berjalan maka dia tidak bisa menggantinya dan tidak bisa mengembalikannya. Dia harus mencegah sekuat tenaga untuk menghindarkan hal-hal tidak penting  yang dapat mengganggu fokus dalam mencari ilmu, sehingga menghilangkan kesemangatan dan kesungguhan dalam menuntut ilmu.
4.      Qonaah dalam segala hal meliputi makanan, pakaian dan lain-lain. Sabar dalam makanan yang sederhana dan seadanya menjadikan peserta didik memperoleh ilmu yang luas dan Allah akan memberikan semua hal yang dicita-citakan. Imam Syafii berkata :
Orang yang menuntut ilmu tidak akan meraih kesuksesan dengan memuliakan nafsunya (tidak dapat menahan hawa nafsunya), tetapi orang yang mencari ilmu dengan menahan, mengendalikan hawa nafsunya, hidup seadanya dan mempunyai rasa khidmah kepada ulama adalah orang yang paling sukses.
5.      Membagi waktu siang malam dan memanfaatkan sisa-sisa umurnya, karena hal itu tidak ternilai harganya. Paling baik-baiknya waktu untuk menghafal adalah waktu sahur, untuk meneliti waktu pagi, untuk menulis waktu siang, untuk belajar waktu malam. Paling bagus-bagusnya tempat untuk menghafal adalah kamar (yang tidak ada suara gaduh, jauh dari keramaian dan kesenangan)
6.      Meminimalisir makanan dan minuman (tidak boleh terlalu kenyang), karena kekenyangan dapat mencegah orang untuk malas dan berat untuk beribadah. Termasuk faedah tidak terlalu kenyang dalam makan dan minum adalah :
a.         Mensehatkan badan
b.        Mencegah penyakit badan
Hal ini diambil dari syiir orang arab :
“Sesungguhnya penyakit lebih banyak datang dari makanan dan minuma.
Tidak pernah dilihat bahwa seorang wali, alim dan orang-orang pilihan Allah banyak makan, tetapi banyaknya makan itu adalah sifat hewan yang tidak berakal.
7.           Wira’i (menjaga diri dari perkara yang haram dalam setiap kegiatannya). Peserta didik harus menjaga dirinya dari makanan, minuman dan tempat yang haram dan harus mengkonsumsi semua yang jelas halalnya, supanya hatinya bersih dan dapat menerima ilmu dengan mudah serta manfaat.
8.     Meminimalisir mengkonsumsi makanan-makanan yang menyebabkan kebodohan dan lemahnya pengindra, seperti apel yang masam, kacang dan cuka.
9.            Meminimalisir tidur sekiranya tidak membahayakan bagi kesehatan tubuh dan hati. Seyogyanya tidur dalam 1 hari 1 malam tidak melebihi 8 jam. Apabila dirinya mendapati kejenuhan, maka tidak ada bahaya baginya untuk mengistirahatkan jiwa dan raganya dengan refreshing yang bersifat positif.
10.        Meninggalkan bergaul dengan seseorang yang suka bermain dan mnyia-nyiakan waktunya, terutama lawan jenis. Apabila dia butuh teman maka dia harus memilih teman yang sholih agamanya, wirai, suka berbuat baik, dan menjaga kewibawaannya.

Karakter Peserta Didik dalam Islam sangat dibutuhkan untuk mencetak generasi yang suci hati, pikiran dan perbuatan. Peserta didik yang Berkarakter Islami akan menjadikan dirinya sukses mencari ilmu, bahagia dunia dan akhiratnya. Pendidikan Karakter Islami seperti diatas tidak boleh diremehkan, karena sudah teruji keberhasilannya oleh ulama-ulama terdahulu.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Filsafat Kontemporer

Bab I'rab Dalam Ilmu Nahwu

Makalah Musaqoh